Tempat Kuliner Khas Indonesia di Tanah Suci

Setelah rangkaian kegiatan ibadah haji rampung dan wisata ziarah selesai dilakukan, tidak ada salahnya para jamaah haji dan umrah merasakan pengalaman baru dari sudut Tanah Suci yang lain.

Selain terkenal dengan situs- situs sucinya, bagi masyarakat Indonesia, Saudi Arabia juga penuh dengan wisata kuliner ala Indonesia. Inilah lokasi-lokasi wisata kuliner yang dapat memanjakan lidah para jamaah haji dan umrah. Tempat-tempat wisata kuliner tersebut antara lain:

A.  Bakso Mang Oedin
Bakso Mang Oedin berada di Jeddah dan Makkah. Di Makkah, tempat makan ini berlokasi di di samping Masjidil Haram. Sekali mampir ke tempat ini, jamaah haji akan teringat dengan cita rasa khas masakan Indonesia.

Sesuai namanya, menu utama yang dijual di Bakso Mang Oedin adalah bakso. Harga setiap porsi adalah 10 riyal. Jika tidak mempunyai uang riyal, uang rupiah pun bisa digunakan untuk membayar.

B.  Bakso Si Doel Anak Madinah
Bakso Si Doel Anak Madinah menyajikan menu bakso yang lebih beragam ketimbang Bakso Mang Oedin. Meski menawarkan masakan lain dalam daftar menunya, namun bakso agaknya menjadi menu andalan restoran ini. Baksonya dalam berbagai cita rasa, seperti bakso jawa, bakso khas Solo, dan bakso Doel bisa dinikmati di tempat ini. Selain itu, makanan khas Indonesia yang lain juga bisa dicicipi, seperti soto betawi, sop buntut, rawon Surabaya, pecel Madiun, dan sayur lodeh. Restoran Si Doel Anak Madinah menghadap lurus ke arah Masjid Nabawi.

C. Restoran Indonesia
Restoran ini terkenal sebagai restoran spesial masakan ayam. Aneka ragam masakan ayam goreng, ayam bakar, dan ayam penyet disajikan secara istimewa di restoran ini. Ada juga masakan lain seperti nasi kambing dan daging sapi khas Arab. Untuk bisa menikmati masakan di restoran ini, kita harus merogoh saku agak dalam. Harga masakan rata-rata mencapai 15 riyal.

Restoran Indonesia buka setiap hari, baik ketika musim haji maupun tidak. Lokasi restoran terletak di Kakiyah, berdekatan dengan pasar hewan.

Editor: Dewi Mardiani
Reporter: Hannan Putra
Sumber : Panduan Super Lengkap Haji & Umrah, Oleh Aguk Irawan MN

Hal-Hal yang Diperbolehkan Selama Ihram (3 habis)

5. Berteduh dengan kemah, memakai payung, dan sebagainya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abisyaibah, dari Ibnu Amir, ia berkata, “Saya pernah keluar (pergi) bersama Umar bin Khathab RA, ia memasang hamparan (permadani) di pohon kayu, lalu ia berteduh di bawahnya, sedang ia ihram.”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim, dari Ummul Hushain RA juga berkata, “Saya melakukan ibadah haji bersama Rasulullah SAW pada Haji Wada’. Saya melihat Usamah bin Zaid dan Bilal. Ada juga seorang yang memegang tali unta Nabi SAW. Satu orang lagi mengangkat pakaiannya untuk melindungi Nabi SAW dari panas matahari, hingga selesai beliau melontar Jumrah Aqabah.”

6. Menggaruk kepala dan badan.
Beberapa pendapat yang beredar di kalangan jamaah haji, bahwa orang orang yang sedang ihram dilarang menggaruk badannya. Hal tersebut tidaklah benar. Apabila seorang mengalami gatal-gatal di kepalanya atau di badannya, ia boleh menggaruknya dengan hati-hati agar tidak merontokkan rambut atau bulunya. Jika rambutnya rontok, maka barulah ia terkena dam.

Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Malik, dari Aisyah RA, ia ditanya tentang orang yang sedang ihram, “Bolehkah ia menggaruk badannya ?” Ia menjawab, “Ya, boleh. Sekiranya kedua tanganku terikat, dan saya tidak dapat menggaruk kecuali dengan kakiku maka saya menggaruk dengannya.”

7. Mengobati mata.
Para ulama membolehkan orang ihram memakai obat mata, seperti obat tetes, salep, atau dengan celak (bukan untuk perhiasan dan alat kecantikan).

Ibnu Abbas RA pernah berkata, “Orang yang ihram, boleh memakai berbagai macam celak, jika matanya sakit, tetapi tidak memakai celak yang harum, atau ia tidak menderita sakit mata.”

8. Membunuh binatang-binatang yang berbahaya dan menyakitkan.
Para ulama sepakat, membolehkan bagi orang ihram, untuk mengusir burung-burung yang dapat merusak makanan, atau barang-barang. Demikian juga binatang yang berbahaya, seperti binatang buas dan yang berbisa.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Aisyah RA. “Rasulullah SAW telah memerintahkan membunuh lima macam binatang fawasiq, di Tanah Halal, maupun di Tanah Haram, yaitu burung gagak, burung elang, kalajengking, tikus, dan anjing galak.

Diriwayatkan pula oleh Al-Jamaah, kecuali Tirmidzi, dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda, “Lima macam binatang, tidak ada dosa bagi orang ihram jika ia membunuh binatang itu yaitu burung gagak, burung elang, binatang kala, tikus, dan anjing galak.”

Diriwayatkan oleh Muslim, dari Ibnu Mas’ud RA bahwasanya Nabi SAW memerintahkan seorang ihram, untuk membunuh seekor ular di Mina. Menurut Ibnu Abbas dan Atha’ boleh membunuh binatang kecil yang mengganggu di badan kita, seperti lalat, kutu, semut, dan sebagainya.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Zakat, Puasa, dan Haji oleh Drs Muhammadiyah Ja’far

Hal-Hal yang Diperbolehkan Selama Ihram (2)

Diriwayatkan oleh Al-Jama’ah, dari Ibnu Abbas RA. “Saya telah mendengar Rasulullah SAW ketika beliau sedang berkhutbah di Arafah. Beliau bersabda, ‘Barangsiapa tidak memiliki sepasang sandal, maka hendaklah ia memakai sepasang sepatu. Barangsiapa tidak memiliki kain sarung, maka hendaklah ia memakai celana’.”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim, dari Jabir RA. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa tidak memiliki sepasang sandal, maka hendaklah ia memakai sepasang sepatu. Barangsiapa tidak memiliki kain sarung, maka hendaklah ia memakai celana’.”

Menurut Asy Syaukani, bahwasanya Imam Ahmad memegangi kemutlakan hadis tersebut, ia membolehkan orang yang ihram memakai sepatu dan celana bagi mereka yang tidak mempunyai sandal dan sarung.

Sedangkan Jumhur mensyaratkan pemotongan bagian belakang sepatu, dan pembelahan celana. Apabila ia memakai salah satunya, atau keduanya tanpa merubahnya, maka ia wajib membayar fidyah.

Menurut Ibnu Qudamah, sepantasnya memotong sepatu dan membelah celana, sebagai pengamalan hadis yang sahih, dan menghindari perbedaan pendapat. Al-Hafidz di dalam Fathul Bari mengatakan, pendapat yang paling kuat adalah pendapat ulama Syafi’i yaitu memperbolehkan memakai celana tanpa dibelah. Hal itu juga sesuai dengan pendapat Imam Ahmad.

4. Memecahkan bisul, mencabut gigi, dan memotong urat.
Imam Malik mengatakan, dibolehkan bagi orang yang ihram memecahkan bisulnya, membalut lukanya, dan memotong uratnya, jika perlu.

Ibnu Abbas RA juga mengatakan, orang yang ihram boleh mencabut giginya, dan memecahkan bisulnya.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Imam Nawawi yang mengatakan, apabila orang yang ihram mau membekam tanpa hajat, jika meliputi pemotongan rambut, maka hal itu adalah haram, karena pemotongan rambut itu. Jika tidak meliputi pemotongan rambut, dibolehkan bagi jumhur ulama, tetapi makruh bagi Imam Malik.

Menurut Al-Hasan, orang yang berbekam wajib membayar fidyah. Walaupun dalam proses tersebut tidak memotong sehelai rambut. Namun jika berbekam itu darurat, boleh memotong rambut dengan tetap wajib membayar fidyah.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Zakat, Puasa, dan Haji oleh Drs Muhammadiyah Ja’far

Hal-Hal yang Diperbolehkan Selama Ihram (1)

 
Ihram sendiri berasal dari kata haram yaitu dilarang. Para jamaah haji selama ihram dilarang melakukan beberapa hal.

Namun, ada beberapa hal yang menurut kebanyakan jamaah haji dilarang padahal sebenarnya diperbolehkan bagi jamaah haji. Perbuatan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Mandi dan mengganti pakaian.
Sebagaimana riwayat dari Ibrahim An-Nakha’i disebutkan, para sahabat jika telah sampai di Sumur Maimun, maka mereka pun mandi. Kemudian mereka memakai pakaian mereka yang bagus-bagus.

Riwayat lain dari Ibnu Abbas RA menerangkan bahwa ia pernah masuk ke kamar mandi di Juhfah. padahal waktu itu ia sedang ihram. Kemudian ia ditanya, “Mengapa engkau masuk ke kamar mandi pada hal engkau sedang ihram?”

Ia menjawab, “Sesungguhnya Allah tidak mempedulikan kita, karena kekotoran badan kita.”

Para ulama Syafi’iyah dan Hanbaliyah membolehkan (orang yang ihram) mandi dengan sabun wangi dan mengembangkan rambut, kemudian menyisirnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW menyuruhnya dengan sabdanya, “Bukalah kepalamu, dan bersisirlah!”

Imam Nawawi juga mengatakan, membuka rambut dan menyisirnya dalam ihram diperbolehkan bagi kami, asal tidak mencabut rambut. Akan tetapi menyisir rambut tanpa uzur adalah makruh, namun tidak apa-apa, membawa barang-barang di kepala.

2. Menutup muka karena debu.
Diriwayatkan oleh Imam Syafi’i dan Said bin Mansur dari Al-Qasim, Utsman bin Affan, dan Zaid bin Tsabit, serta Marwan bin Hakam, menutup wajah mereka, sedang mereka ihram. Thawus juga mengatakan, orang yang ihram boleh menutup mukanya dari debu yang beterbangan.

3. Memakai sepatu bagi wanita.
Wanita yang ihram boleh memakai sepatu. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Imam Syafi’i dari Aisyah RA, “Rasulullah SAWmembolehkan para wanita memakai sepatu (dalam ihram).”

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Zakat, Puasa, dan Haji oleh Drs Muhammadiyah Ja’far

Peta Madinah

http://almakki.files.wordpress.com/2009/07/new-madinah.jpg%3Fw%3D600%26h%3D450
 
Madinah atau Madinah Al Munawwarah: مدينة رسول الله atau المدينه, adalah kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum Muslimin. Wikipedia
Luas: 589 km²
Cuaca: 29 °C, Angin arah Utara dengan kecepatan 6 km/h, Kelembapan 23%
Waktu setempat: Jumat 06.14
 
Peta Lokasi Madinah
 

Lihat Peta Lebih Besar

Peta Jeddah

https://si0.twimg.com/profile_images/87430206/Jeddah_1.jpg
Jeddah adalah kota pelabuhan utama di Arab Saudi baik pelabuhan laut maupun pelabuhan udara. Terletak di tepi Laut Merah dan sebagaimana kota-kota lainnya di Arab Saudi, Jeddah memiliki Iklim Gurun. Wikipedia 
Jumlah penduduk: 3,012 juta (2007) 
Ketinggian: 412 m 
Cuaca: 29 °C, Angin arah Barat Laut dengan kecepatan 10 km/h, Kelembapan 55% 
Waktu setempat: Jumat 06.08




Lihat Peta Lebih Besar

Peta Jamarat


Peta Masjidil Haram


Tempat Termulia di Bumi, Dibawah Lindungan Kabah

 http://desaislam.files.wordpress.com/2012/06/kabah.jpg
Berteduh di bawah naungan Kabah merupakan tempat berteduh paling mulia di muka bumi ini. Rasulullah SAW sendiri pun pernah duduk di situ. Sebagaimana riwayat dari Khubab yang mengatakan, “Ketika kami ingin mengadu kepada Rasulullah, beliau sedang berteduh dengan berbantal surbannya di bawah naungan Kabah. (HR Bukhari).

Muhammad ibn Sauqah juga meriwayatkan, “Kami sedang bersama Sa’id ibn Jabir di bawah naungan Kabah, lalu Rasulullah bersabda, “Saat ini kalian sedang berada di tempat berteduh yang paling mulia di muka bumi.”

Selain itu, Kabah yang ada di muka bumi ini konon sama dengan “al-Bait Al-Mamur” yang ada langit. Sebagaimana diriwayatkan oleh Ali ibnu Abbas dalam tafsirnya, ayat yang mengatakan dalam Alquran, “Dan demi Baitul Makmur” mengatakan bahwa Baitul Makmur tepat berada di atas Kabah.

Kesucian dan kemuliaan baitul makmur sama dengan kesucian dan kemuliaan Kabah di bumi. Jika Kabah selalu ramai dengan orang-orang yang berthawaf disekelilingnya, maka di Baitul Makmur terdapat 70 ribu malaikat yang mengerjakan shalat dan thawaf setiap hari hingga datangnya Hari Kiamat nanti.

taufik rachman/hannan putra

Lima Cara Atasi Kasus Mers-Cov

JAKARTA — Kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang terjadi di Arab Saudi terus bertambah dan data badan kesehatan dunia (WHO) per 14 Juni 2013 menyebutkan telah terjadi 61 kasus MERS-CoV dengan 34 orang meninggal dunia.

Kasus tersebut merupakan hasil konfirmasi laboratorium dan terjadi di delapan negara, yaitu Saudi Arabia, Jordania, Qatar, United Kingdom, Uni Emirat Arab, Perancis, Jerman, Tunisia, dan Italia.

“MERS-CoV telah menyebabkan penyakit pernapasan pada sejumlah orang di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi,” demikian penjelasan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Anggito Abimanyu melalui release yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.

“Makkah merupakan tempat bertemunya massa terbesar di dunia pada setiap penyelenggaraan Ibadah Haji sehingga memiliki resiko tinggi terinfeksi penyakit menular,” tambah Anggito.

Sebagai langkah antisipasi, Anggito menjelaskan Kemenag mengeluarkan rekomendasi kesehatan kepada Kanwil Kemenag dan Asosiasi Penyelenggara Haji dan Umrah untuk mengimbau jamaah haji sekaligus melakukan sosialisasi kepada calon jamaah haji beberapa hal berikut:

Pertama, calon jamaah agar selalu menjaga kesehatannya dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).

Calon jamaah juga dianjurkan berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan di sarana pelayanan kesehatan, enam minggu sebelum bepergian.

Kedua, melakukan vaksinasi meningitis sebelum melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Ketiga, melindungi diri dan orang lain dari penyebaran kuman-kuman dan penyakit yang menyerupai influenza.

Caranya, kata Anggito, jika timbul sakit dengan gejala-gejala penyakit seperti influenza, tunda bepergian atau tetap tinggal di rumah.

Ketiga, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Praktikkan etika batuk dan bersin dengan baik (tutup mulut dan hidung), serta gunakan masker jika terkena flu dan kontak dengan orang yang terkena flu saat menjalankan ibadah di tanah suci;

Keempat, kata Anggito, jika mengalami gejala demam, batuk dan kesulitan bernapas (sesak napas atau napas pendek) saat menjalankan ibadah haji dan umrah di tanah suci, segera kunjungi dokter atau layanan kesehatan terdekat;

Kelima, jika mengalami gejala demam, batuk, dan kesulitan bernapas (sesak napas atau napas pendek) dalam waktu 14 hari setelah kembali dari perjalanan, agar segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan.

Peta Makkah







Sumber: http://www.jurnalhaji.com

1.796 Jamaah Haji Medan Tiba dari Tanah Suci

 
Bersamaan dengan ketibaan kelompok terbang 04 Debarkasi Medan, kini sudah tercatat sebanyak 1.796 orang atau 21,61 persen jamaah haji Sumatera Utara telah kembali dari tanah suci Makkah.

Koordinator Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, HM Sazli Nasution, Ahad (4/11), mengatakan 6.442 orang lagi jamaah haji Sumatera Utara masih berada di Makkah.

Jamaah haji tersebut, menurut dia, masih menunggu jadwal untuk kembali ke tanah air ini, sesuai dengan kelompok terbang (Kloter) Debarkasi Medan. “Ketentuan kepulangan jamaah haji Debarkasi Medan yang terdiri dari 19 Kloter itu, juga telah diatur oleh Panitia Penyelenggara Haji,” kata Sazli.

Dia mengatakan, sebanyak 447 jamaah haji Kloter 04 Debarkasi Medan yang kembali ke tanah air Sabtu (3/10) pukul 17.46 WIB, dinilai tepat waktu dan tidak seperti kloter sebelumnya masih mengalami keterlambatan.

Jamaah haji Kloter 01 Debarkasi Medan (442 orang) tiba di Bandara Internasional Polonia Medan, Rabu (31/10) sekitar pukul 18.25 WIB, Kloter 02 Debarkasi Medan (443 orang) tiba Kamis (1/11) pukul 21.05 WIB, Kloter 03 Debarkasi Medan (435 orang) tiba Jumat (2/11) pukul 19.05 WIB.

“Kepulangan jamaah haji dari Kloter 01 hingga Kloter 03 Debarkasi Medan tidak ada yang tepat waktu dan masih mengalami keterlambatan diatas satu jam lebih,” ucap dia.

Sazli mengatakan, dari 447 jamaah haji Kloter 04 Debarkasi Medan tiba di tanah air ini, berasal dari Medan, Tapanuli Tengah, Padang Lawas, dan Sibolga. Salah seorang jamaah haji atas nama Mara Mandailing Bin Jamangundu (69) asal Padang Lawas Utara ditunda pulang ke tanah air karena sakit.

Sedangkan, tiga jamaah haji wafat di tanah suci, atas nama Rosna Saleh Siregar Binti Muhammad Saleh Siregar (45) alamat Dusun Purba Tua Simpang Goti Aek Jangkang, Padang Lawas Utara, wafat di RS Arab Saudi Mekkah, 7 Oktober 2012 pukul 08.40 WAS (Waktu Arab Saudi) akibat sistem sirkulasi dan dimakamkan di Syara.

Markot Jananggar Harahap Bin Jananggar Harahap (76) alamat Lingkungan I Kelurahan Pasar Gunung Tua Padang Bolak, Padang Lawas Utara, wafat di BPHI Mekkah, 13 Oktober 2012, pukul 13.00 WAS, akibat endokrin dan nutrisi, dimakamkan di Syara.

Nurhawada Siregar Binti Luddin Siregar (74) alamat Sibuluan III, Sibuluan Nalambok Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, wafat BPHI Mekkah, 17 Oktober 2012, akibat sistem sirkulasi dan dimakamkan di Syara. “Hingga hari ini, Minggu tercatat jumlah jamaah haji Debarkasi Medan yang wafat 16 orang,” kata Sazli.

taufik rachman/antara
http://www.jurnalhaji.com/berita/1-796-jamaah-haji-medan-tiba-dari-tanah-suci

Makam Nabi dan Raudhah

http://taxtau.files.wordpress.com/2010/05/masjid-nabawi-dalam2.jpg
 
Di Masjid Nabawi, lokasi paling favorit bagi jamaah haji adalah Raudhah dan Makam Rasulullah. Lokasi ini letaknya berdekatan. Setiap hari, sejak masjid dibuka hingga ditutup, ribuan jamaah berdesak-desakan berebut untuk mendatangi lokasi ini. Lokasi yang sebenarnya hanya muat menampung beberapa ratus jamaah itu disesaki oleh ratusan ribu jamaah.

Makam Rasulullah terletak di bagian dalam Masjid Nabawi. Tepatnya di bagian depan, sebelah kiri mimbar, di bawah kubah hijau (green dome). Makam ini dikelilingi dinding dengan pintu berlapis emas. Para askar selalu berjaga-jaga di depan pintu. Untuk mengunjungi makam Nabi, harus melalui pintu As-Salam yang terletak di sebelah kanan bagian depan Masjid Nabawi. Lokasi ini sangat padat, apalagi di depan makam Rasul. Karena sering jamaah berhenti untuk memanjatkan doa. Jika sampai di lokasi ini berhati-hatilah karena sering ada orang yang tiba-tiba memandu doa tanpa diminta. Setelah selesai akhirnya dia minta imbalan.

Sedangkan Raudhah lokasinya antara makam Rasul dan mimbar Nabi. Letaknya sebelah kanan makam jika menghadap kiblat. Luas Raudah lebih kurang 144 meter persegi. Lokasi itu ditandai dengan pilar-pilar berwarna putih dengan ornamen yang indah. Lantainya dilapisi karpet wool berwarna putih. Warna karpet ini berbeda dengan warna karpet Masjid Nabawi yang semuanya berwarna merah. Raudhah dapat dicapai melalui beberapa pintu. Pintu paling dekat adalah pintu Jibril, terletak di kanan masjid bagian belakang.

Taman surga ini merupakan tempat mustajab untuk berdoa. Namun begitu sangat sulit dicapai, karena tak pernah sepi dari jamaah. Tak ada sejengkal pun karpet yang kosong. Jamaah berdesakan bahkan duduk atau berdiri pun sulit. Saat shalat sering jamaah tak bisa rukuk atau sujud. Bila ingin shalat di Raudhah, jamaah harus berangkat ke Masjid Nabawi pukul 03.00 pagi. Saat masjid dibuka biasanya rebutan untuk masuk Raudah langsung terjadi. Bahkan jauh sebelum pintu dibuka jamaah sudah antre di depan pintu.

Jam-jam paling padat di Raudhah adalah selesai shalat fardhu. Saat itu sulit sekali mendapatkan tempat. Waktu yang agak longgar adalah saat pergantian dari jatah wanita ke pria. Yakni sekitar satu jam sebelum waktu Dzuhur tiba. Saat itu Raudhah mulai dikosongkan dari jamaah wanita. Jamaah laki-laki bisa mulai berebut mendapat tempat. Selain itu kesempatan luang juga ada saat pergantian penjaga (askar). Memasuki waktu pergantian, biasanya askar lengah, sehingga penjagaan sedikit longgar. Kesempatan itu bisa digunakan jamaah untuk menerobos masuk.

Selain itu Raudah juga sedikit agak longgar setelah Shalat Isya. Usai Isya banyak jamaah yang meninggalkan Raudhah karena sudah puas berdoa. Hampir sepanjang hari Raudah dikuasai jamaah laki-laki. Tempat ini memang bagian dari shaf laki-laki. Namun wanita diberikan waktu khusus untuk shalat dan berdoa di Raudhah. Waktu kunjung untuk wanita adalah pagi hari, saat waktu dhuha, antara pukul 7.30 WAS sampai pukul 11.00 WAS. Berikutnya adalah usai Zuhur mulai pikul 14.00 hingga pukul 15.00 WAS. Demikian juga waktu ziarah ke makam Rasulullah SAW. Pada waktu berkunjung wanita, laki-laki dilarang masuk.

Di Raudhah biasanya jamaah hanya shalat dan berdoa. Jika fisik tak kuat sebaiknya tak memaksakan diri ke Raudhah. Antre berdiri untuk mendapat tempat bisa berjam-jam. Jangankan untuk melangkah berdiri saja susah. Tak jarang jamaah pingsan karena terlalu lama berdiri. Di lokasi Raudhah sering juga ada orang yang memanfaatkan situasi. Orang itu akan pura-pura baik menawarkan tempat yang didapatnya. Ujung-ujungnya dia akan minta bayaran. Orang seperti ini paling banyak beraksi di lokasi yang paling dekat dengan makam Nabi.

Sebaiknya jamaah tak usah berlama-lama di Raudhah. Setelah shalat dan berdoa segeralah keluar. Ini untuk memberikan kesempatan kepada jamaah lain untuk berdoa. Namun kadang jamaah yang sudah ada di Raudhah justru tidak bisa keluar karena padatnya manusia. Usahakan tidak datang sendiri ke Raudhah. Berangkatlah dengan teman. Dalam kondisi yang padat, dorong-mendorong, panas, segala kemungkinan dapat terjadi. Jika ada teman, jamaah akan lebih bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. sbt/dokrep

Tips di Makam Nabi dan Raudhah

-Hati-hati calo doa
-Hindari jam padat
-Jangan memaksakan diri
-Jangan berlama-lama
-Datang dengan teman

Inilah Rekomendasi Tempat Belanja di Jeddah

Jeddah merupakan salah satu kota perbelanjaan terpopuler di Arab Saudi. Pusat perbelanjaan ternama di sana, di antaranya yang paling terkenal adalah Kawasan Balad dan Corniche.

Kawasan ini berlokasi di dekat pantai Laut Merah. Kawasan Balad dan Corniche adalah pusat perbelanjaan barang-barang elektronik merek terkenal. Pusat perbelanjaan di kawasan ini setiap hari ramai dikunjungi pembeli. Puncak keramaian biasanya terjadi pada malam hari. Namun demikian, baik penjual maupun pembeli yang berada di tempat tersebut menghentikan kegiatannya tatkala adzan berkumandang.

Selain itu, jamaah haji dan umrah yang sempat mampir ke Kota Jeddah, alangkah baiknya mampir di Toko Ali Murah. Jamaah haji asal Indonesia biasanya paling suka berbelanja di Toko Ali Murah. Untuk melayani para pembeli, para petugas toko ini menggunakan Bahasa Indonesia. Beragam kebutuhan dijual di Toko Ali Murah, mulai dari perhiasan, karpet, sajadah, hingga barang-barang elektronik.

Selanjutnya, Haraj As-Sawarikh juga layak jadi perhatian untuk membeli barang-barang murah dengan harga grosiran. Haraj as-Sawarikh sendiri adalah pusat belanja glosir. Lokasinya tidak jauh dari Balad. Pusat perbelanjaan ini menawarkan berbagai macam produk souvenir dan fashion, termasuk souvenir dan fashion bekas seperti karpet dan arloji bekas.

Tahlia Street yang letaknya tepat di jantung kota Jeddah juga layak jadi perhatian bagi yang ingin berbelanja di Jeddah. Di kawasan tersebut dijual produk-produk fesyen ternama seperti Gucci, Prada, dan Giorgio.

Kemudian Pertokoan di Jalan Palestina atau yang lebih dikenal dengan Syari’ Falestin. Pertokoan di kawasan ini dikenal dengan Suq Khudor atau pasar sayur-mayur. Jahe, lengkuas, dan sayur-sayuran mudah didapatkan di kawasan ini. Di lokasi yang sama, banyak juga toko yang menjual barang-barang elektronik seperti kamera dan alat-alat musik.

Tempat Ziarah/Wisata

Jabal Rahmahjendelahaji.blogspot.com Jamaah yang telah selesai menunaikaan ibadah haji, sebagian menggunakan waktu luangnya untuk berziarah ke beberapa tempat bersejarah, seperti gua hira, jabal rahmah, bahkan yang sudah sampai di Jeddah bisa berwisata ke air mancur tertinggi di dunia.
Gua Hira terletak di lereng Jabal Nur, bukit ini adalah salah satu dari deretan gunung berbatu yang mengelilingi kota Makkah. Letaknya di Timur Laut kota Makkah dengan jarak sekitar 6 kilometer dari Ka’bah.

Untuk mendaki bukit yang sepenuhnya terdiri atas susunan batu-batu tajam dan licin itu diperlukan waktu sekitar 1-1,5 jam. Itu tergantung pada kepadatan jamaah yang ikut mendaki bukit dengan sudut kemiringannya antara 60-70 derajat, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama.

Di Gua Hira para peziarah ada yang antri untuk shalat sunnah di dalam Gua. Gua Hira adalah tempat berkhalwat atau menyendiri Rasulullah SAW dan di gua inilah Rasulullah SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril, yaitu Surat Al Alaq.  Ada juga peziarah yang membaca kitab suci al qur”an diatas batu cadas di puncak bukit Nur yang dipenuhi tulisan kaligrafi di dekat lokasi gua hira di kota Mekkah.

Alternatif lain adalah mengunjungi jabal rahmah di Arafah. Di lokasi Arafah terdapat bukit/gunung bernama jabal rahmah (gunung kasih sayang) dimana diatasnya terdapat tugu sebagai tanda tempat pertemuan  antara manusia pertama Adam dan Hawa. /yto

Mudahnya Berhaji dari Negeri Orang

jendelahaji.blogspot.com Coba tanyakan jamaah haji kita, berapa lama menunggu hingga bisa berangkat ke Tanah Suci? Ada yang dua, tiga, hingga 10 tahun. Bahkan, di sebuah kota di Sulawesi, masa tunggu bisa mencapai 19 tahun! Coba pertanyaan serupa diajukan kepada mereka yang berangkat haji dari negeri orang. Misalnya, dari Korea Selatan (Korsel), seperti yang dialami Dyastriningrum Subandiati. “Saya baru mendaftar bulan Ramadhan tahun ini dan langsung berangkat musim haji ini,” katanya.

Tak ada masa tunggu berlama-lama. Bahkan, kuota sering kali kosong. Pada 2011, hanya ada sekitar empat orang dari Negeri Ginseng itu yang menunaikan ibadah haji. “Dengan kuota 250 orang saja, ini sering tidak terpakai,” ujar mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Korea Pukyong National University Busan itu.

Rupanya, ada tawaran untuk melakoni perjalanan haji itu dari Jepang. Seorang ketua dari komunitas Muslim Jepang bersedia membantu jamaah calon haji dari Korea Selatan dan Jepang yang akan naik haji. Karena minim pe minat, dia menggabungkan calon haji dari kedua negara itu.

Tawaran itu langsung disambut oleh sejumlah pekerja dan mahasiswa Muslim di Korea Selatan. Hingga akhirnya, terkumpul sekitar 30 orang dari Korsel dan Jepang yang siap menunaikan ibadah haji tahun ini. Setelah mendaftar, mereka harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Dyas mengungkapkan, dia harus menyiapkan allien card atau KTP untuk orang asing di Korea. “Harus juga ada visa selama setahun untuk bisa berangkat,” kata dia. Selain itu, harus melampirkan surat izin dari perusaha an untuk mereka yang bekerja di Korsel. “Jika mahasiswa, dia harus memberikan surat izin dari kampusnya,” lanjut ibu dua anak ini. Seperti di Indonesia, juga ada keterangan jamaah telah mendapatkan vaksin meningitis.

Untuk urusan pelunasan biaya, harus bersiap-siap lebih cepat. Ini karena biaya sebesar 4.300 dolar AS harus dilunasi dalam sebulan. “Ketika daftar saat Ramadhan, biaya ini dicicil tiga kali selama Ramadhan. Cicilan ini langsung sampai lunas hanya dalam waktu sebulan itu,” ujar Dyas yang kini menempuh pendidikan strata tiga.

Bagi dia, biaya sekitar Rp 41 juta itu setara dengan se gala fasilitas dan kemudahan yang diperolehnya. “Apalagi, saya tidak perlu antre berlama-lama untuk naik haji.” Setelah syarat dan biaya dipenuhi, mereka pun bersiap berangkat. Berangkat dari Korea pada 16 Oktober malam langsung menuju Turki untuk bertemu dengan jamaah asal Jepang. Bersama rombongan mereka, ada juga jamaah calon haji asal Brasil, Tunisia, sampai Mesir. Mereka kemudian berangkat menuju Jeddah. Dari sana, menuju Makkah dan Madinah.

Selama di Tanah Suci, mereka mendapatkan fasilitas penginapan hotel bintang tiga dengan isi kamar tiga hingga delapan tempat tidur. Jarak pemondokan pun terbilang dekat dengan areal Masjidil Haram. “Sekitar 200 meter saja,” kata pengajar jurusan Korea di Universitas Gadjah Mada itu.

Setelah melakukan perjalanan sekitar tiga pekan, diperkirakan mereka akan kembali ke Korea pada 4 November 2012. Cepat dan mudah, bukan?

Rep: Natalia Endah Hapsari Purwoko
Sumber: http://www.jurnalhaji.com/pernik-haji/mudahnya-berhaji-dari-negeri-orang/

Roti Keliling Antarkan Uwas Ke Tanah Suci

jendelahaji.blogspot.com Lelaki paruh baya itu menyambut dengan ramah saat menerima tamu di rumahnya yang sangat sederhana, di Jalan H Muis, Depok. Sebuah gerobak roti bertengger di samping rumah, setumpuk roti masih berjejer di dalam gerobak itu. Selain itu, boks-boks roti berjejer rapi di kediamannya. Cucuran keringat masih tampak terlihat di wajah lelaki paruh baya itu.

Haji Uwas, begitu sapaan akrab lelaki paruh baya itu. Setelah puluhan tahun berjualan roti keliling, panggillan untuk pergi ke Tanah Suci Makkah pun menghampirinya. “Alhamdulillah, dari hasil nabung sedikit demi sedikit, saya bisa pergi haji bersama dengan istri,” ujarnya, Rabu (19/9).

Di sebuah ruangan tamu kecil beralaskan tikar, Uwas berbagi cerita tentang pengalamannya pergi ke Makkah pada 2011 lalu. Uwas mengatakan, niatnya untuk pergi haji sudah muncul sekitar empat tahun silam. Semenjak itu, dia mulai menyisihkan rupiah demi rupiah untuk mewujudkan niat tersebut.

“Tiap hari kalau saya habis keliling jualan roti, paling enggak saya sisihkan kurang lebih Rp 50 ribu, nanti per bulan baru disetor ke bank, Alhamdulillah kalo lagi ada, bisa setor ke bank minimal Rp 500 ribu,” ujar pria berusia 48 tahun ini. Dia juga berusaha menyisihkan uang untuk anak-anak yatim.

Tak perlu menunggu waktu lama bagi Uwas dan istrinya untuk bisa pergi haji. Dua tahun penantian Uwas akhirnya terbayarkan. “Saya merasa ini mungkin panggilan Allah, kalau sudah ada niat dan dibarengi dengan usaha, insya Allah niat kita didengar oleh Allah, “ ujar pria yang memiliki enam orang anak dan tiga cucu ini.

Ketika itu, ongkos naik haji reguler untuk satu orang sekitar Rp 37,5 juta. Total biaya yang dikeluarkan oleh Uwas yakni sekitar Rp 130 juta. Itu murni dari penghasilan berjualan roti. Biaya tersebut sudah termasuk uang yang dia bawa ke Makkah untuk membeli oleh-oleh bagi seluruh keluarga dan kerabat di kampungnya.

Di Tanah Suci Makkah, Uwas dan istrinya mengalami banyak hal yang terjadi di luar kehendaknya. Sehari sebelum keberangkatan, Uwas dan istrinya menginap di Asrama Haji Bekasi. Saat itu mereka tergabung di kloter 39 dan berangkat pada pukul 03.00 WIB. Sejak di Asrama Haji Bekasi, Uwas selalu mendapatkan rezeki dan berkah.

Cerita, saat di Bekasi ada seseorang tak dikenalnya memberikan uang 300 riyal. Lalu, ketika berada di Makkah, dia dan istrinya selalu saja ada orang yang menraktir makan di restoran mewah, meskipun dia tidak mengenali orang tersebut.

“Saya juga bingung ini kenapa, padahal saya enggak kenal sama orang-orang itu, waktu di Makkah selalu saja ada orang yang ngasih saya, entah itu duit, makanan, atau menraktir saya dan istri makan di restoran, Alhamdulillah,” ujarnya.

Pengalaman lain adalah saat melakukan tawaf di putaran keempat, dia melihat sosok lelaki yang berbadan tinggi besar, berjenggot panjang sampai ke pusar, mengenakan gamis putih dan sorban. Lelaki tersebut berdiri di hadapan Uwas dan mengusap wajah Uwas dan wajahnya. Setelah itu, pria tersebut berlalu.

Selama melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci Makkah, Uwas dan istrinya selalu mendapatkan kemudahan dan diberikan kesehatan. Selain itu, ketika pulang ke Tanah Air, Uwas juga merasakan sambutan yang luar biasa dari keluarga dan kerabat di kampungnya, di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor.

Editor: Dewi Mardiani
Reporter: Rizky Jaramaya
Sumber: http://www.jurnalhaji.com/pengalaman-umrah-dan-haji/roti-keliling-antarkan-uwas-ke-tanah-suci/

Masjidil Haram



Masjidil HaramMasjidil Haram adalah sebuah masjid di kota Mekkah, yang ditengah-tengahnya terdapat bangunan Kakbah. Masjidil Haram adalah tempat tersuci di Bumi bagi umat Islam.

Masjid ini juga merupakan tujuan utama bagi umat Islam dalam ibadah haji. Masjid ini pula merupakan kiblat shalat umat Islam dari seluruh dunia.

Sebelum anda pergi ada baiknya mempelajari denah Masjidil Haram agar tidak tersesat saat beribadah di Masjidil Haram.

Menjelang hari wukuf, jutaan umat Muslim dari penjuru dunia memadati pelataran masjidil haram terutama saat Shalat Jumat, untuk itu diperlukan kesabaran bagi calon jamaah haji.

Kepadatan di Masjidil Haram juga terjadi setelah jamaah haji melempar Jumrah Aqabah ribuan jamaah haji akan melakukan Tawaf Ifadah di Masjidil Haram  yang merupakan rukun haji terakhir

Kloter Pertama Calon Haji Banten Berangkat 12 September


 

SERANG — Calon jamaah haji asal Provinsi Banten (kelompok pertama) kloter pertama akan berangkat pada 12 September mendatang.

“Ada empat kloter yang akan berangkat pertama, dari 15 kloter calhaj asal Banten,” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Banten Iding Mujtahidin di Serang.

Ia mengatakan jumlah calon haji asal Provinsi Banten yang akan berangkat tahun ini sebanyak 6.834 orang, setelah ada pemotongan kuota 20 persen dari jumlah kuota 2013 sebanyak 8.541 orang.

“Calon haji asal Banten terbagi dalam 15 kloter yang dibagi dalam tiga gelombang. Pertama kali diberangkatkan 12 September, dan terakhir pada awal Oktober 2013,” kata Iding Mujtahidin.

Ia mengatakan kloter pertama yakni kloter empat pada 12 September 2013 sudah harus berada di Asrama Haji Pondok Gede untuk bersiap-siap diberangkatkan ke Tanah Suci Mekah.

”Sedangkan pemberangkatan terakhir yakni kloter 35 awal Oktober,” kata Iding Mujtahidin didampingi Kepala Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji Huzaemi Abidin.

Ia mengatakan, semua proses administrasi dan persyaratan haji hampir selesai semua, karena masih ada 348 orang yang masih belum menyerahkan paspor ke Kanwil Kemenag Banten.

Oleh karena itu, pihaknya meminta para calon haji untuk menyiapkan mental dan fisik sambil menunggu keberangkatan. Iding mengatakan, sebanyak 348 calon haji belum meneyerahkan paspor ke Kantor Kemenag, paling banyak calon haji yang belum meneyerahkan yakni dari Kabuoaten Tangerang dan juga sebagian dari kabupaten Serang.

“Minggu depan harus selesai karena untuk pengurusan visa,” katanya. Menurut dia, dari jumlah 6.834 calon haji yang akan diberangkatkan tersebutan sebanyak sembilan orang diantaranya gagal berangkat karena sakit dan juga meninggal dunia.

“Kemungkinan yang gagal berangkat itu masih akan bertambah, namun kami belum menerima laporan resmi dari kabupaten/kota,” katanya.

See more at: http://www.jurnalhaji.com/berita/kloter-pertama-calhaj-banten-berangkat-12-september